1. Jarang cek tekanan angin
Kebanyakan pengemudi lalai memeriksa tekanan angin sesuai rekomendasi pabrik yang tertera di dinding dalam pintu depan. Tidak sedikit pula yang tertipu dengan bentuknya yang tidak terlihat kempis. "Kebiasaan ini kerap dilakukan, tanpa disadari kekurangan tekanan bisa berakibat ada bagian yang membelendung atau bahkan pecah karena distribusi panas tidak merata," terang Ari. Sementara jika kelebihan berpotensi keausan tidak rata.
Kebanyakan pengemudi lalai memeriksa tekanan angin sesuai rekomendasi pabrik yang tertera di dinding dalam pintu depan. Tidak sedikit pula yang tertipu dengan bentuknya yang tidak terlihat kempis. "Kebiasaan ini kerap dilakukan, tanpa disadari kekurangan tekanan bisa berakibat ada bagian yang membelendung atau bahkan pecah karena distribusi panas tidak merata," terang Ari. Sementara jika kelebihan berpotensi keausan tidak rata.
2. Memeriksa dan merawat kondisi
Memperhatikan kondisi juga perlu, seperti menyingkirkan adanya batu yang menyelip di antara kembangan atau bahkan adanya benda tajam yang menempel. Dengan begitu kita bisa mengantisipasi lebih awal dengan melakukan perbaikan.
Memperhatikan kondisi juga perlu, seperti menyingkirkan adanya batu yang menyelip di antara kembangan atau bahkan adanya benda tajam yang menempel. Dengan begitu kita bisa mengantisipasi lebih awal dengan melakukan perbaikan.
Lakukan juga perawatan berkala seperti melakukan rotasi setiap 10.000 - 15.000 km. Lakukan juga spooring setiap setahun sekali. Apalagi usai melakukan perbaikan kaki-kaki seperti suspensi, tie-rod dan ball joint.
3. Bijak memilih jalan
"Beberapa pengemudi cenderung enggan memilih jalan. Tidak sedikit pula yang main hajar lubang meski terlihat tidak terlalu lebar,"papar penggemar balap dan off-road ini. Seringnya berbenturan dengan kondisi jalan rusak dan berlubang apalagi tekanan angin kurang bisa berakibat membelendung. Hindari juga melindas mata kucing dan bersentuhan dengan sisi trotoar saat parkir.
"Beberapa pengemudi cenderung enggan memilih jalan. Tidak sedikit pula yang main hajar lubang meski terlihat tidak terlalu lebar,"papar penggemar balap dan off-road ini. Seringnya berbenturan dengan kondisi jalan rusak dan berlubang apalagi tekanan angin kurang bisa berakibat membelendung. Hindari juga melindas mata kucing dan bersentuhan dengan sisi trotoar saat parkir.
4. Mengemudi agresif
Melakukan start yang terlalu responsif dan rem mendadak hingga selip bisa membuat tapak terkikis tidak rata. Begitu pula ketika sedang menikung.
Melakukan start yang terlalu responsif dan rem mendadak hingga selip bisa membuat tapak terkikis tidak rata. Begitu pula ketika sedang menikung.
5. Parkir terlalu lama
Jika memarkir mobil di garasi lebih dari 3 bulan sebaiknya digantung menggunakan jack stand (alat penyanggah) di keempat titik. Hal ini mengurangi gejala membelendung akibat berat bertumpu pada satu titik dalan jangka waktu yang lama. Atau dengan merubah titik tumpu dengan merubah posisi parkir.
Jika memarkir mobil di garasi lebih dari 3 bulan sebaiknya digantung menggunakan jack stand (alat penyanggah) di keempat titik. Hal ini mengurangi gejala membelendung akibat berat bertumpu pada satu titik dalan jangka waktu yang lama. Atau dengan merubah titik tumpu dengan merubah posisi parkir.
6. Sesuaikan dengan load index
Setiap ban memiliki load index yang berbeda bisa dilihat di bagian samping dekat bibir pelek. Jika melebihi kapasitas bisa berakibat tapak cepat habis dan juga sisi bagian samping (sidewall) akan cepat rusak.
Setiap ban memiliki load index yang berbeda bisa dilihat di bagian samping dekat bibir pelek. Jika melebihi kapasitas bisa berakibat tapak cepat habis dan juga sisi bagian samping (sidewall) akan cepat rusak.
Begini perhitungannya, misal indeks beban 70, berarti ban tersebut mampu memikul beban maksimum 335 kg. Dikalikan keempat roda berarti total 1.340 kg. Dengan begitu bobot mobil ditambah penumpang, bagasi dan bensin tidak boleh melebihi angka tersebut.
Indeks kg Indeks kg Indeks kg
70 335 80 450 90 600
71 345 81 462 91 615
72 355 82 475 92 630
73 365 83 487 93 650
74 375 84 500 94 670
75 387 85 515 95 690
76 400 86 530 96 710
77 412 87 545 97 730
78 425 88 560 98 750
79 437 89 580 99 775
70 335 80 450 90 600
71 345 81 462 91 615
72 355 82 475 92 630
73 365 83 487 93 650
74 375 84 500 94 670
75 387 85 515 95 690
76 400 86 530 96 710
77 412 87 545 97 730
78 425 88 560 98 750
79 437 89 580 99 775
Sumber: otomania.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar