Bahan Ajar SMK Teknik Mekanik Otomotif

Tehnik Kendaran Ringan

Rabu, 15 Juli 2015

Hilangnya Situs Sejarah Islam di Makkah dan Madinah

Hilangnya Situs Sejarah Islam di Makkah dan Madinah


Pemandangan Masjidil Haram Penuh Crane

Dinasti Usmaniyah sudah melakukan pekerjaannya dengan baik sebagai pengelola dan penjaga Tanah Suci Makkah dan Madinah selama berabad-abad, dan sekarang usaha telaten mereka telah diobrak-abrik dalam waktu singkat oleh rezim dinasti Saudiyah. Selama 2 dekade terakhir, sudah sekitar 95% bangunan berusia lebih dari seabad yang diruntuhkan.

Diantara contoh pelenyapan peninggalan sejarah Islam adalah menyulap rumah Rasulullah SAW di kompleks masjid sebagai perpustakaan dan menghancurkan rumah peninggalah Khadijah RA untuk menjadi toilet umum. (http://palingseru.com/14151/5-peninggalan-nabi-muhammad-yang-dihancurkan-arab-saudi).

Selain itu di tempat yang dulunya rumah Abu Bakar RA sekarang sudah berdiri Hotel Hilton. Lokasi Masjid Abu Qubais juga telah jadi istana raja di Makkah.

Dari 7 masjid yang dibangun oleh putri Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin di Madinah, sudah ada 5 yang diruntuhkan: Masjid Abu Bakar, Masjid Salman, Masjid Umar, Masjid Fatimah, dan Masjid Ali.

Contoh lainnya adalah Benteng Ajyad di Bukit Bulbul yang dibangun pada 1781. Pada tahun 2002, Benteng Ajyad dihancurkan dan perbukitan Bulbul diratakan untuk memberi ruang bagi pembangunan Abraj Al-Bait Towers.

Bagi keluarga kerajaan dan ulama konservatif Saudi (yang sering disebut Wahabi), situs-situs bersejarah tersebut berpotensi melunturkan nilai-nilai keagamaan, dan mendekati kemusyrikan.

Di samping itu, ada kenyataan penting lainnya. Saban tahun jutaan umat Islam melangsungkan ritual ibadah haji di Makkah dan Madinah. Perluasan diperlukan lantaran semakin membludaknya jumlah jemaah. (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/03/17/mjt7q7-situs-sejarah-islam-di-makkah-punah).

Mega proyek ini rencananya akan merubah kawasan Masjidil Haram dari 356.000 m2 menjadi 812.000 m2. Pada saat ini, masjid terbesar di dunia ini bisa menampung hingga 770.000 jamaah. Dengan penambahan itu daya tampung akan bertambah 1,2 juta lagi sehingga total kapasitas kurang lebih 2 juta jamaah di dalam dan di halaman masjid. Proyek ini diperkirakan akan menghabiskan dana hingga US$ 100 milyar, jika di kalkulasikan dalam rupiah kira-kira sama dengan Rp 920 trilyun. (http://lelakiceria.blogspot.com/2013/06/mega-proyek-perluasan-masjidil-haram.html).

Ka'bah yang dulunya ada di titik fokus utama dari semua mata yang memandang, akan jadi seperti benda kecil di kaki menara jam.

Direktur Islamic Heritage Research Foundation, Irfan al-Alawi, mengatakan Kerajaan Saudi melakukan kecerobohan dalam pembangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Perluasan kawasan semestinya tidak menjadikan situs-situs sejarah tersebut sebagai obyek penghancuran. Kata dia, penghancuran situs penting Umat Islam adalah langkah signifikan menuju penghancuran situs-situs Islam berikutnya. Al-Alawi menuding Kerajaan Saudi sedang menghapus catatan sejarah Umat Islam. “Kami telah kehilangan sekitar 400-500 situs bersejarah Islam. Saya hanya berharap, sekarang tidak terlalu terlambat untuk menyelamatkan sisanya.” katanya kepada The Independent. (http://www.majalah-alkisah.com/index.php/dunia-islam/2576-makkah-berbenah--jangan-melupakan-sejarah-bagian-2).

PERTEMUAN forum ilmuwan ke-13 yang digelar di Universitas Umm Al-Qura Makkah menyatakan bahwa Gunung Abu Qubais di dekat pintu Al-Safa Masjidil Haram tidak bisa dikeruk karena merupakan sumber mata air Zamzam. Muhammad Idris yang  mewakili lembaga peneliti Haji di Universitas Al-Qura mengatakan bahwa Gunung Abu Qubais merupakan hambatan bagi perluasan bagian Safa. "Laporan dari Survei Geologi Saudi membuktikan bahwa gunung Abu Qubais berisi hulu air zamzam, dan jika gunung itu dimusnahkan, akan merusak sumber mata air Zamzam," kata Idris.

Sekedar diketahui, di Makkah banyak bukit-bukit batu yang bagian bawahnya dilubangi agar dapat dilalui kendaraan. Bukit-bukit itu juga terdapat di sekitar Masjidil Haram. Salah satunya adalah bukit kecil yang disebut Gunung Abu Qubais ini. (http://pemerintah.atjehpost.com/read/2013/05/10/51203/0/51/Saudi-berencana-keruk-gunung-sumber-air-Zamzam-terancam).

Semua tuduhan penghancuran diatas diarahkan ke tiga pihak:
-Pemerintah Saudi Arabia yang dipimpin oleh keturunan Raja Muhammad bin Saud yang bergelimang petrodollar dan hidup penuh kemewahan
-Para ulama konservatif Saudi seperti Syaikh Bin Baz dan Syaikh Al Utsaimin, yang sangat keras dalam membersihkan segala hal yang ditakutkan akan membuka pintu kesyirikan. Bahkan kabarnya imam Masjidil Haram, Abdul Rahman al-Sudais, ditunjuk sebagai penanggung jawab pembangunan.
-Saudi Binladin Group yang menguasai sektor  konstruksi dalam skala besar di Saudi Arabia dan memenangkan tender proyeknya. Bahkan PT Waskita Karya Tbk, BUMN Indonesia, dalam proyek itu bertindak sebagai kontraktor. (http://www.solopos.com/2013/04/10/wow-waskita-karya-jadi-kontraktor-pembangunan-masjidil-haram-395520).

Anehnya, ketika mereka menggebu-gebu menghancurkan situs bersejarah Islam di kedua kota suci, dalam waktu bersamaan mereka mengundang pintu maksiat dan kapitalisme untuk menyerbu masuk: grup-grup hotel mewah, seperti Intercontinental, termasuk pula Hilton dan ikonnya, Paris Hilton, yang bahkan mendirikan butik di Mekkah. Ckckckckck.

"Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang megah." (HR. Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar